Friday, May 27, 2011

Dream Part 1


DREAM
DIAMBIL DARI KOMIK ‘’HER AND MY HOME’’


            Di mimpiku, orang-orang memanggilku dengan nama Peko-chan… Dengan rambut panjang berwarna hitam, sifat yang pendiam, berbeda denganku.

Boys:               “Peko-chan, kamu mau pulang ke rumah? Mau jalan-jalan sebentar di taman?”
Peko-chan:     “Gak… Gak usah… Aku harus buru-buru pulang…”
           
            Setiap kali Peko-chan berbicara ke laki-laki, dia selalu gugup. Aku tidak tahu masih ada orang seperti ini… Itu membuatku kaget.

Peko-chan:     (“ Waa~ memalukan sekali…”)
Asai-kun:        “ Mukamu memerah…”
Peko-chan:     “Asai-kun…”

            Tetapi Peko-chan tidak gugup di dekat Asai-kun…

Asai-kun:        “Abaikan mereka jika mereka mengganggumu… Mereka hanya menjahilimu…”

            Sepengetahuanku, dia hanya orang yang dingin. Tetapi, Peko-chan yang pemalu ini, mempunyai seseorang yang ia sukai…

            Waktu yang paling ia tunggu, adalah kapan ia pulang sekolah, untuk melihat laki-laki yang ia sukai. Melewatinya dengan sepeda…

Peko-chan:     (“Ah… Dia akan jatuh…”)
           
Laki-laki itu menepikan sepedanya gar tidak jatuh. Kemudian, laki-laki itu pergi melewati jalanan yang kosong itu…

Pada malam hari di rumah Peko-chan…

Peko-chan:     (Berbicara pada anjingnya) “Takara~ Aku tak tahu dia sekolah dimana… Tidak tahu berapa umurnya… Namanya pun aku tidak tahu… Warna rambutnya sama denganmu, sedikit kecoklatan… (sambil mengusap kepala anjingnya)
Peko-chan:     “Ya! Aku tinggal memanggilnya Takara-kun saja! Bukankah itu ide yang bagus? Aku ingin tahu umurnya dan tempat tinggalnya…” (Ia menatap ke langit)
Peko-chan:     “Takara-kun… Kapanpun aku memikirkannya, aku jadi ingin menangis…”
           
            Peko-chan, ini cinta! Peko-chan sangat malu, jika kau itu aku, pasti aku sudah menyatakan cinta ke orang yang aku suka!

Ibu:                 “Sebentar lagi aka nada festival…” (Katanya sambil tersenyum)
Peko-chan:     “ Ibu… Tahun ini salju akan berkurang… Aku ingin tahu apa saat festival akan ada salju…”
Ibu:                 “Tenang saja… Pasti akan bersalju…”
Peko-chan:     “Aku berharap tanggal 23 Februari akan bersalju… Setiap tahun, pada tanggal itu, jika bersalju, itulah hari yang paling romantis…”
Ibu:                 “Dengan siapa kamu akan pergi? Asai-kun?”
Peko-chan:     “Hah~ Kalau kita pergi bersama, orang-orang akan mengira kami pacaran!”

            Festival itu mirip seperti upacara peringatan… Aku sangat suka itu, tapi upacara ini memiliki nama yang agak aneh…

Keesokkan harinya setelah pulang sekolah…

“BRAAAK!”
           
            Takara-kun yang sering mengendarai sepeda itu terjatuh. Takara-kun menaruh sepedanya di tempat yang kosong. Peko-chan hanya terdiam disana. Untunglah Takara-kun tidak terluka. Dengan hati yang berdegup kencang, Peko-chan mengambil tasnya, dan memberikan tas itu ke Takara-kun.

Takara-kun:   “Makasih…” (Katanya sambil memakai topi)

            Peko-chan! Ini saat yang tepat! Namanya! Cepat! Bukankah kamu punya banyak yang ingin kamu tanyakan?! Takara-kun hanya menunduk dan segera pergi dengan sepedanya. Bodoh! Di dalam hatimu, bukankah kamu punya banyak hal untuk dikatakan kepadanya?!

Esoknya di ruang kelas…

Mie-chan:       “Sama siapa kalian pergi ke festival tahun ini?”
Yui-chan:        “Itu rahasia sampai hari festival itu…”
Rina-chan:      “Kalo Peko-chan sama siapa?”
Peko-chan:     “Aku sama ibuku… “
Mie-chan:       “Bohong!”
Peko-chan:     “Aku gak bohong…”
Rina-chan:      “Kamu pacaran sama Asai-kun?”
Peko-chan:     (Menjawab dengan muka memerah) “Nggak lah…”
Yui-chan:        “Hah? Peko-chan pacaran sama Asai-kun?”
Peko-chan:     “Nggak!”
Rina-chan:      “Eh… Kalian pasti pacaran…”
Peko-chan:     “Itu gak bener…” (memalukan…)
Mie-chan:       “Gak usah disembunyiin… Bukankah kamu sering pulang sekolah dengannya?”
Asai-kun:        “Kamu gak ngebantah omongan itu… Aku pulang sekolah dengan orang ini… (sambil menunjuk seorang teman sekelasnya/Maki-san)
Yui-chan:        “Hm? Beneran?”
Maki-san:       “Iyakah?”
Yui-chan:        “Sayang sekali… Kukira kalian pacaran…”
Peko-chan:     “Tapi aku, tidak punya orang yang kusukai sekarang…”
           
            Aku tahu perasaan Peko-chan…

Peko-chan:     (Sepulang sekolah) “Hosh…Hosh…Hosh… Aku harus cepat-cepat…

            Kembali ke topik, kenapa di mimpiku aku jadi Peko-chan?

Peko-chan:     “Aku ingin melihatnya… Apa aku bisa liat Takara-kun?
            Seseorang melewatiku dengan sepeda dan seragam yang sama dengan Takara-kun. Aku memutarkan kepalaku, Itu dia!

Takara-kun:               “Terima kasih untuk menolongku kemarin…” (Menghentikan sepeda dan memutarkan kepalanya.)
Peko-chan:                 “Sama-sama… Apa kamu terluka? (Dengan suara yang sedikit bergetar)
Takara-kun:               “Aku baik-baik aja…” (Sambil tersenyum) “Biasanya aku melihatmu di jam-jam ini.. Kamu habis pulang sekolah? Bisakan aku bertemu kamu lain kali?”
Peko-chan:                 (Hanya bisa mengangguk) (“Hah? Aku bilang iya!”)  “MAAF!!!” (Peko-
chan berlari meninggalkan Takara-kun)
Takara-kun:               “Hah?”
Peko-chan:                 (“Aku ngobrol dengannya! Aku tidak percaya! Dia juga berbicara tentangku!”)

Esoknya di kelas…

Yui-chan:                    “Sekarang kamu kelihatan lebih ceria… Ah… mungkin karena Asai-ku- Aw!” (Dipukulnya oleh Asai-kun)
Asai-kun:                    “Jangan bicara seperti itu… Dia tidak suka…Kami hanya teman…”

Kupikir Asai-kun orang yang dingin, kenapa Peko-chan menjadi temannya, aku piker aku mengerti, Mungkin Asai-kun menyukai Peko-chan, tapi ia tak menyadarinya.

Sepulang sekolah…

Peko-chan:                 “Festival sebentar lagi…”
Takara-kun:               “Iya…”
Peko-chan:                 “Udaranya masih hangat… Mungkin saja tidak bersalju…”
Takara-kun:               “Pasti bersalju… Peko-chan mau ke festival ini sama siapa?”
Peko-chan:                 “Aku.. Aku mau sama.. Takara-kun…”
Takara-kun:               “Setelah aku lulus, aku akan pindah dan kerja di Osaka, jadi kita tidak bisa bertemu lagi…”
Peko-chan:                 (“Jika harus seperti ini… Aku harus nyatakan cintaku… Aku harus tanyakan namanya! Aku tak mau kau pergi…”) “Hat-hati di perjalanan… Dah… Baik-baik disana…”

            Peko-chan, dia… katakan banyak kebohongan… Karena, ini… Aku tahu! Peko-chan sangat menyukai Takara-kun…

Pada hari festival…

Ibu:                 “Peko-chan… Peko-chan… Kamu gak mau ke festival?”
Peko-chan:     “Aku gak mau…”
Ibu:                 “Eh? Tapi… Asai-kun menjemputmu…”
Asai-kun:        “Aku agak cemas soalnya kamu terlihat murung… Kalo kamu berubah pikiran, aku ada disana…”
Peko-chan:     “Iya..”

                        Kupikir Peko-chan mengerti perasaan Asai-kun, matanya berkaca-kaca, ia
berusaha menahan airmatanya… Salju pada tanggal 23 Februari, aku piker aku akan
membiarkan airmata itu keluar…

No comments:

Post a Comment