Saturday, May 28, 2011

Dream Part 2

Mai:                 “Hah?!” (Aku terbangun dari mimpi)
Sayu:              “Kakak! Kok nangis?! Hahahaha…”

                        Mimpi sangat tak adil… Aku hanya ingat itu tragis.

Ayah:              “Hari ini ulangtahunku!!!”
Mai:                 “Oh… Pagi! Aku kesiangan! Harus ambil rute lain buat naik bus deh!”
Sayu:              “Kenapa?”
Mai:                 “Aku bilang suka ke orang, di tolak deh… Walaupun kesiangan, harus tetep cari rute lain…”
Sayu:              “Kakak selalu gitu sih! Kalo ada yang disuka, langsung nembak!”
Mai:                 “Kan udah kebiasaan!”

Di sekolah…

Mai:                “Aku nangis karena mimpiku!”
Hina:               “Mimpi apa?”
Mai:                 “Lupa! Aku Cuma inget dia punya nama yang aneh!”
Hina:               “Masih mimpi itu semenjak ditolak?”
Mai:                 “Iya!”
Hina:               “Tapi, kenapa kamu nangis?”
Imasai:           “Lalu, festival itu~”
Mai:                 “Hei! Dimana festival itu?”
Hina:               “Gak tau…”
Mai:                 “Siapa yang tadi bilang upacara peringatan?!” (Berteriak)
Tidak ada yang menjawab.
Imasai:           “Itu festivalnya. Festival Sagicho. Banyak festival disini, gak mungkin ngasih tau dimana…”
Mai:                 (“aku gak tau kalo itu Imasai!”) “Tau tempat-tempat yang biasanya ada festival itu?”
Imasai:           “Gak tau… Cari aja di internet.”
Mai:                 (“Aku gak suka sama orang yang pinter!”) “Aku gak tau caranya main komputer!”
Imasai:           (Memandang remeh)
Mai:                 “Jangan ngeliat kaya gitu! Bantu aku!!! Please!!! Aku gak bisa nulis Kanji!”
Imasai:           “Gak mau!!!”
Mai:                 “Dasar egois! Aku mimpi tentang itu! Aku harus kesana!”
Imasai:           “Ya udah…”

Di Lab Komputer…

Search: Sagicho
96.700 results.

Imasai:           “Ada banyak informasi… Punya beberapa ciri-ciri?”
Mai:                 “Gak tau…”
Imasai:           “Setiap tempat beda dekorasinya… Di kampong halamanku, mereka masang sasatake…” (kertas dekorasi)
Mai:                 “Sasatake!!! Warna-warni! Di jalanan, banyak sasatake warna-warni!”
Imasai:           “Itu… Itu di Fukui, Kota Katsuyama kan?”
Mai:                 “Hah? Itu kampong halaman ayahku!”
Imasai:           “Juga rumah ibuku yang dulu.”
Mai:                 “!!!!! Kok bisa begini?! Ini jadi aneh!”
Imasai:           “Masa? Kupikir ini menarik… Fufufu… Mungkin ada artinya mimpimu itu… Oh iya… Festival Sagicho kan adanya satu kali setiap tahun…”
Mai:                 “Aku akan pergi! Harus! Walaupun aku agak takut…”
Imasai:           “Tunggu, aku juga mau ikut.”

Keesokan harinya…

Ayah:              “APA?! Kerumah ayah yang dulu?! Sama cowok?!”
Mai:                 “Tenang aja… Kita kesana Cuma buat ngeliat Festival Sagicho…”
Ayah:              “Tapi, disana banyak kenangan-kenangan… Karena Nenek tidak suka festival, ayah tidah sering pergi kesana..”
Mai:                 “Siapa nama Nenek?”
Ayah:              “Suko, namanya Mitsuko.”




Di dalam kereta…


Mai:                 (“Sial! Aku gak tau harus ngomong apa!!!”)
Imasai:           “Apa mimpi Hisaho-san… (Mai) Aku penasaran… Terus apa artinya…”
Mai:                 (“Ngomong apa dia?”)
Imasai:           “Kalo menurut Hisaho-san gimana?”
Mai:                 “Aku gak tau… Mungkin aku bakal ketemu orang yang aku suka! Aku suka orang dengan gampangnya! Hahahaha!” (“NGOMONG APA AKU INI?!”)
Imasai:           “Itu gak salah kok… Itu lebih bagus daripada benci sama orang..”
Mai:                 (“Ya… Aku suka orang dengan gampangnya… Sampai tak bisa dikontrol…”)

Sesampai di Fukui…

Mai:                 “Uwah… Tua banget tempat ini!!!” (“Hm? Sasatake… Ada sasatake!!!”)

                        Lalu, Aku dan Imasai pergi menginap di rumah Tanteku.

Tante:             “Mai! Udah lama gak liat kamu… Kamu udah tinggi ya…”
Mai:                 “AKu kangen sama Tante…”
Tante:             “Berapa umur kamu?”
Mai:                 “18…”
Tante:             “Kamu cantik ya… Ini pacarmu?”
Mai:                 “Hahaha… Bukan kok…”
Tante:             “Kamu kesini buat ngeliat festival? Istirahat sebentar dulu…”
Imasai:           “Sebentar lagi festival, banyak sasatake di jalan, mungkin kalo sambil jalan-jalan, kamu bakal inget sesuatu…”
Mai:                 “Hm… Aku ke kamar mandi dulu…”
                       
                        Tante datang menghampiriku.

Tante:             “fufufu…”
Mai:                 “Ada apa?”
Tante:             “Mai, kamu mirip sekali denga nenekmu, dengan pipi yang merah, mirip dengan boneka Peko…”

                        Aku berlari keluar dan menemukan Imasai.

Mai:                 “Imasai! Aku bernama Peko-chan dalam mimpiku! Dia cewek pemalu, dia suka Takara-kun, tapi gak nembak!”
Imasai:           “Kamu inget?”
Mai:                 “Nenekku melahirkan ayahku dan meninggal, aku bermimpi saat ulang tahun ayahku dan hari peringatan nenekku… Mungkin Nenek menyuruhku datang kesini, aku merasa aku harus menemukan Takara-kun…”
Imasai:           “Hm… Kita kesini hanya untuk itu kan?”
Mai:                 “Iya! Tapi, walaupun kita mencari dia, dia ada di Osaka! Bagaimana kalau dia gak ada, kita gak tau mulai dari mana, terus dia juga udah tua! Walaupun aku ngelihat dia, aku gak akan kenal siapa dia! Kalo aku ngeliat dia, aku harus ngomong apa?”
Imasai:           “Tenang dulu… Kita pasti akan ketemu! Kalo ketemu, bersikap saja seperti biasa!”
Mai:                 (“Sekarang, aku mengerti perasaan Peko-chan…”)

Di sebuah jalan…

Imasai:           “Inget sesuatu?”
Mai:                 “Ini, jalanan ke sekolah! Peko-chan selalu ngelewatin jalan ini! Takara-kun dari arah ini, naik sepeda…”
                       
                        Tiba-tiba, ada seorang laki-laki mengendarai sepedanya, lewat dari arah
Takara-kun biasanya ada.

Mai:                 “Tunggu!!!”
                       
                        Anak kecil (Naru-chan) menghentikan sepedanya.

Naru-chan:    “Kenapa?”
Imasai:           “Tau anak ini?”
Mai:                 (“Anak kecil…”) “Nggak… Oh iya, kamu punya kakek gak?”
Naru-chan:    “Iya!”
Mai:                 “Tolong! Bisa anterin *Onee-chan (kakak perempuan) ke rumah kakekmu? Onee-chan bukan orang aneh atau jahat kok!”
Naru-chan:    “Aku bisa…”
Mai:                 “Bener?”
Naru-chan:    “Iya… Tapi kakek udah tua…”
Sesampai di rumah Kakek Naru-chan…

Naru-chan:    “Kakek! Ada tamu yang mencari Kakek!”
Kakek:             “Oh… Naru-chan udah pulang… Tamu?”

                        Kakek itu keluar dari kamarnya. Saat aku melihat wajahnya, airmataku
menetes dengan seketika.

Takara-kun:   “Ah… Ternyata kamu…”
Mai:                 (“Aku gak tau kenapa aku nangis…”) “Lama tak berjumpa…”

Kenapa aku bilang begitu? Ini pertama kali aku melihatnya…

Takara-kun:   “Apa kamu bahagia?”
Mai:                 “Ya… Senang kau kembali kesini…” (Kenapa aku tersenyum dengan natural padanya?)

                        Ini tidak mungkin salah… Dia adalah Takara-kun… dan aku Peko-chan…

Peko-chan:     “Ada satu hal yang tidak pernah aku sampaikan…”
Takara-kun:   “Apa itu?”
Peko-chan:     “Namaku Mitsuko… Pipiku berwarnah merah, seperti boneka Peko, makanya semua orang memanggilku Peko-chan…”
Takara-kun:   “Itu benar.. Hahaha… Namaku Hiroshi…”
Peko-chan:     “Hiroshi-san, jika kamu bisa, Festival Sagicho… Maukan kamu pergi denganku?”
Takara-kun:   “Aku mau…”

                        Waktu yang berlalu itu… Akhirnya aku bisa melihatmu… Yang bersamaku di
festival, dengan salju yang turun dengan misterius… Mungkin Peko-chan mau melihat ini… 
Dia tidak akan sedih lagi…

Dalam perjalanan pulang… Di kereta…

Imasai:           “Itu seperti mimpi…”
Mai:                 “Iya… Aku sedang berpikir tentang sesuatu… Imasai, apa nama keluarga ibumu?”
Imasai:           “Asai.”
Mai:                 “Hahahaha…”
Imasai:           “Apa itu aneh?”
Mai:                 “HAHAHAHA… Untuk bisa mencintai orang seperti itu… Itu hebat…”
Imasai:           “?”
Mai:                 “Itu… Aku… Suka kamu, Imasai…”

                        Setiap aku memejamkan mataku, aku bisa mendengarkan lagu Festival
Sagicho, dan saljunya, menutupi jalan yang dipenuhi oleh cinta…”

THE END….

OKE!!! FF ONESHOTKU YANG KEDUA! MUDAH-MUDAHAN KALIAN SUKA YA...

Friday, May 27, 2011

Dream Part 1


DREAM
DIAMBIL DARI KOMIK ‘’HER AND MY HOME’’


            Di mimpiku, orang-orang memanggilku dengan nama Peko-chan… Dengan rambut panjang berwarna hitam, sifat yang pendiam, berbeda denganku.

Boys:               “Peko-chan, kamu mau pulang ke rumah? Mau jalan-jalan sebentar di taman?”
Peko-chan:     “Gak… Gak usah… Aku harus buru-buru pulang…”
           
            Setiap kali Peko-chan berbicara ke laki-laki, dia selalu gugup. Aku tidak tahu masih ada orang seperti ini… Itu membuatku kaget.

Peko-chan:     (“ Waa~ memalukan sekali…”)
Asai-kun:        “ Mukamu memerah…”
Peko-chan:     “Asai-kun…”

            Tetapi Peko-chan tidak gugup di dekat Asai-kun…

Asai-kun:        “Abaikan mereka jika mereka mengganggumu… Mereka hanya menjahilimu…”

            Sepengetahuanku, dia hanya orang yang dingin. Tetapi, Peko-chan yang pemalu ini, mempunyai seseorang yang ia sukai…

            Waktu yang paling ia tunggu, adalah kapan ia pulang sekolah, untuk melihat laki-laki yang ia sukai. Melewatinya dengan sepeda…

Peko-chan:     (“Ah… Dia akan jatuh…”)
           
Laki-laki itu menepikan sepedanya gar tidak jatuh. Kemudian, laki-laki itu pergi melewati jalanan yang kosong itu…

Pada malam hari di rumah Peko-chan…

Peko-chan:     (Berbicara pada anjingnya) “Takara~ Aku tak tahu dia sekolah dimana… Tidak tahu berapa umurnya… Namanya pun aku tidak tahu… Warna rambutnya sama denganmu, sedikit kecoklatan… (sambil mengusap kepala anjingnya)
Peko-chan:     “Ya! Aku tinggal memanggilnya Takara-kun saja! Bukankah itu ide yang bagus? Aku ingin tahu umurnya dan tempat tinggalnya…” (Ia menatap ke langit)
Peko-chan:     “Takara-kun… Kapanpun aku memikirkannya, aku jadi ingin menangis…”
           
            Peko-chan, ini cinta! Peko-chan sangat malu, jika kau itu aku, pasti aku sudah menyatakan cinta ke orang yang aku suka!

Ibu:                 “Sebentar lagi aka nada festival…” (Katanya sambil tersenyum)
Peko-chan:     “ Ibu… Tahun ini salju akan berkurang… Aku ingin tahu apa saat festival akan ada salju…”
Ibu:                 “Tenang saja… Pasti akan bersalju…”
Peko-chan:     “Aku berharap tanggal 23 Februari akan bersalju… Setiap tahun, pada tanggal itu, jika bersalju, itulah hari yang paling romantis…”
Ibu:                 “Dengan siapa kamu akan pergi? Asai-kun?”
Peko-chan:     “Hah~ Kalau kita pergi bersama, orang-orang akan mengira kami pacaran!”

            Festival itu mirip seperti upacara peringatan… Aku sangat suka itu, tapi upacara ini memiliki nama yang agak aneh…

Keesokkan harinya setelah pulang sekolah…

“BRAAAK!”
           
            Takara-kun yang sering mengendarai sepeda itu terjatuh. Takara-kun menaruh sepedanya di tempat yang kosong. Peko-chan hanya terdiam disana. Untunglah Takara-kun tidak terluka. Dengan hati yang berdegup kencang, Peko-chan mengambil tasnya, dan memberikan tas itu ke Takara-kun.

Takara-kun:   “Makasih…” (Katanya sambil memakai topi)

            Peko-chan! Ini saat yang tepat! Namanya! Cepat! Bukankah kamu punya banyak yang ingin kamu tanyakan?! Takara-kun hanya menunduk dan segera pergi dengan sepedanya. Bodoh! Di dalam hatimu, bukankah kamu punya banyak hal untuk dikatakan kepadanya?!

Esoknya di ruang kelas…

Mie-chan:       “Sama siapa kalian pergi ke festival tahun ini?”
Yui-chan:        “Itu rahasia sampai hari festival itu…”
Rina-chan:      “Kalo Peko-chan sama siapa?”
Peko-chan:     “Aku sama ibuku… “
Mie-chan:       “Bohong!”
Peko-chan:     “Aku gak bohong…”
Rina-chan:      “Kamu pacaran sama Asai-kun?”
Peko-chan:     (Menjawab dengan muka memerah) “Nggak lah…”
Yui-chan:        “Hah? Peko-chan pacaran sama Asai-kun?”
Peko-chan:     “Nggak!”
Rina-chan:      “Eh… Kalian pasti pacaran…”
Peko-chan:     “Itu gak bener…” (memalukan…)
Mie-chan:       “Gak usah disembunyiin… Bukankah kamu sering pulang sekolah dengannya?”
Asai-kun:        “Kamu gak ngebantah omongan itu… Aku pulang sekolah dengan orang ini… (sambil menunjuk seorang teman sekelasnya/Maki-san)
Yui-chan:        “Hm? Beneran?”
Maki-san:       “Iyakah?”
Yui-chan:        “Sayang sekali… Kukira kalian pacaran…”
Peko-chan:     “Tapi aku, tidak punya orang yang kusukai sekarang…”
           
            Aku tahu perasaan Peko-chan…

Peko-chan:     (Sepulang sekolah) “Hosh…Hosh…Hosh… Aku harus cepat-cepat…

            Kembali ke topik, kenapa di mimpiku aku jadi Peko-chan?

Peko-chan:     “Aku ingin melihatnya… Apa aku bisa liat Takara-kun?
            Seseorang melewatiku dengan sepeda dan seragam yang sama dengan Takara-kun. Aku memutarkan kepalaku, Itu dia!

Takara-kun:               “Terima kasih untuk menolongku kemarin…” (Menghentikan sepeda dan memutarkan kepalanya.)
Peko-chan:                 “Sama-sama… Apa kamu terluka? (Dengan suara yang sedikit bergetar)
Takara-kun:               “Aku baik-baik aja…” (Sambil tersenyum) “Biasanya aku melihatmu di jam-jam ini.. Kamu habis pulang sekolah? Bisakan aku bertemu kamu lain kali?”
Peko-chan:                 (Hanya bisa mengangguk) (“Hah? Aku bilang iya!”)  “MAAF!!!” (Peko-
chan berlari meninggalkan Takara-kun)
Takara-kun:               “Hah?”
Peko-chan:                 (“Aku ngobrol dengannya! Aku tidak percaya! Dia juga berbicara tentangku!”)

Esoknya di kelas…

Yui-chan:                    “Sekarang kamu kelihatan lebih ceria… Ah… mungkin karena Asai-ku- Aw!” (Dipukulnya oleh Asai-kun)
Asai-kun:                    “Jangan bicara seperti itu… Dia tidak suka…Kami hanya teman…”

Kupikir Asai-kun orang yang dingin, kenapa Peko-chan menjadi temannya, aku piker aku mengerti, Mungkin Asai-kun menyukai Peko-chan, tapi ia tak menyadarinya.

Sepulang sekolah…

Peko-chan:                 “Festival sebentar lagi…”
Takara-kun:               “Iya…”
Peko-chan:                 “Udaranya masih hangat… Mungkin saja tidak bersalju…”
Takara-kun:               “Pasti bersalju… Peko-chan mau ke festival ini sama siapa?”
Peko-chan:                 “Aku.. Aku mau sama.. Takara-kun…”
Takara-kun:               “Setelah aku lulus, aku akan pindah dan kerja di Osaka, jadi kita tidak bisa bertemu lagi…”
Peko-chan:                 (“Jika harus seperti ini… Aku harus nyatakan cintaku… Aku harus tanyakan namanya! Aku tak mau kau pergi…”) “Hat-hati di perjalanan… Dah… Baik-baik disana…”

            Peko-chan, dia… katakan banyak kebohongan… Karena, ini… Aku tahu! Peko-chan sangat menyukai Takara-kun…

Pada hari festival…

Ibu:                 “Peko-chan… Peko-chan… Kamu gak mau ke festival?”
Peko-chan:     “Aku gak mau…”
Ibu:                 “Eh? Tapi… Asai-kun menjemputmu…”
Asai-kun:        “Aku agak cemas soalnya kamu terlihat murung… Kalo kamu berubah pikiran, aku ada disana…”
Peko-chan:     “Iya..”

                        Kupikir Peko-chan mengerti perasaan Asai-kun, matanya berkaca-kaca, ia
berusaha menahan airmatanya… Salju pada tanggal 23 Februari, aku piker aku akan
membiarkan airmata itu keluar…

Friday, May 6, 2011

[Pengumuman] Syarat & Ketentuan Kuis KIMCHI 2011 oleh 92.4 Pas FM Sunday Mandarin




92.4 Pas FM Sunday Mandarin sebagai official media partner untuk event KIMCHI 2011 menggelar kuis KIMCHI 2011 yang memperebutkan 4 buah tiket kategori Tribune 2.

Syarat dan ketentuan untuk mengikuti kuis KIMCHI 2011 adalah:

1. Terbuka untuk umum
2. WAJIB memiliki kartu identitas diri (Kartu Pelajar/KTP/SIM/Paspor)
3. WAJIB berpartisipasi dalam akun social media Sunday Mandarin: Fan Page Facebook (www.facebook.com/sundaymandarin) dan Twitter (@sundaymandarin)
4. Kuis KIMCHI 2011 akan dilaksanakan dalam 2 bagian yaitu:
   a. Via live on-air: hari Minggu tanggal 8 Mei 2011 dan tanggal 22 Mei 2011 pada pukul 20:00 - 21:00 dalam  program K-Pop Zone
   b. Via Twitter: hari Sabtu tanggal 14 Mei 2011 pada pukul 19:00 - 21:00
5. Cara berpartisipasi kuis KIMCHI 2011:
   a. Via live on-air: mengirimkan SMS jawaban dengan format "KIMCHI (spasi) NAMA LENGKAP (spasi) JAWABAN", lalu kirim ke nomor 0816-924924 pada saat kuis sedang berlangsung
   b. Via Twitter: mengirimkan tweet jawaban dengan format "@sundaymandarin (spasi) #SMKIMCHI (spasi) JAWABAN"
6. Jawaban kuis KIMCHI 2011:
   a. Via live on-air: 1 (satu) SMS per jawaban per nomor handphone per nama
   b. Via Twitter: maksimal 10 (sepuluh) kali tweet jawaban per akun
7. Gunakan nomor handphone dan akun Twitter yang asli
8. Bermainlah dengan adil dan jujur
9. Pemenang yang beruntung akan segera dihubungi oleh pihak 92.4 Pas FM Sunday Mandarin
10. Pemenang akan diberitahukan lebih lanjut mengenai cara pengambilan tiket KIMCHI 2011 oleh pihak 92.4 Pas FM Sunday Mandarin
11. Pengundian pemenang berdasarkan oleh jawaban yang paling lengkap, benar, dan kreatif
12. Pemenang ditentukan oleh pihak 92.4 Pas FM Sunday Mandarin dan keputusan pemenang tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun
13. Apabila peserta kuis melanggar ketentuan pada poin 1 sampai 8, maka pihak 92.4 Pas FM Sunday Mandarin berhak untuk mendiskualifikasi peserta kuis tersebut dan tidak akan mengikutsertakannya pada kuis-kuis selanjutnya.